TERASBATAM.ID – Aroma biji kopi segar yang baru digiling menyambut setiap pengunjung yang melangkah ke Pasar Oro-Oro Dowo. Sumber keharuman ini berasal dari Toko Kopi Panca, sebuah kedai legendaris yang telah berdiri kokoh sejak tahun 1986. Bisnis yang kini dikelola oleh Ferriadi Winoto atau Ferri, bersama sang ibu, Anita Wijaya, sebagai generasi ketiga ini, tidak hanya menjual kopi, tetapi juga pengalaman yang otentik.
Ferri mengungkapkan, Toko Kopi Panca menawarkan 16 jenis biji kopi pilihan dari berbagai penjuru Nusantara.
“Kami punya biji kopi Robusta, Arabica Gayo Aceh, Bali Kintamani, hingga Toraja dan Papua Wamena. Termasuk juga Kopi Dampit khas Malang,” ujarnya. Koleksi biji kopi ini merupakan hasil perjalanannya berburu kopi dari berbagai daerah, memastikan cita rasa terbaik untuk pelanggan.

Keunikan lain dari toko ini adalah fleksibilitas dalam meracik kopi sesuai selera. Pelanggan dipersilakan untuk menentukan sendiri persentase campuran biji kopi yang diinginkan, misalnya 80 persen Arabica dengan 20 persen Robusta. Dengan mesin giling yang tersedia, kopi bisa langsung diracik dan disajikan di tempat.
Secangkir kopi yang disajikan dalam wadah klasik dibanderol dengan harga antara Rp15.000 hingga Rp20.000. Bagi yang ingin membawa pulang, harga biji atau bubuk kopi berkisar antara Rp50.000 hingga Rp110.000 per 250 gram, dengan Robusta Premium dan Aceh Gayo menjadi favorit pelanggan.
Di tengah gempuran kafe kekinian, Toko Kopi Panca tetap mempertahankan konsep tradisionalnya. Hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri.
Ririn, seorang dosen dari Surabaya, mengaku datang khusus ke sini setelah berolahraga pagi. “Di sini salah satu tempat kopi yang menjadi tujuan saya,” katanya. Konsistensi Toko Kopi Panca membuatnya semakin kokoh sebagai destinasi favorit bagi pencinta kopi di Malang yang mencari cita rasa khas kopi Nusantara.


