TERASBATAM.ID – Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) untuk pertama kalinya merilis foto jet tempur Rafale T-0301 yang telah selesai diproduksi oleh Dassault Aviation, Prancis. Foto yang menampilkan jet tempur Rafale-B dua tempat duduk ini diambil di fasilitas manufaktur Dassault di Bordeaux, Prancis, dan dijadwalkan akan dikirim ke Indonesia pada tahun depan.
Kehadiran jet tempur generasi 4.5 ini menandai lompatan besar bagi kekuatan udara Indonesia. Sejumlah juru taktik pertahanan menilai, dengan akuisisi 66 unit jet Rafale, Indonesia akan mengubah keseimbangan kekuatan militer di Asia Tenggara.
Rafale T-0301 merupakan bagian dari 24 unit jet tempur yang dipesan pada tahap awal. Pemilihan varian Rafale-B dua tempat duduk dirancang khusus untuk misi serangan, latihan taktis, dan operasi gabungan. Saat ini, Dassault Aviation dilaporkan sedang merakit enam Rafale pertama untuk Indonesia. Tambahan 18 unit telah dikonfirmasi awal tahun ini, menjadikan total pesanan saat ini menjadi 42 unit.
TNI-AU telah mengirimkan empat pilot dan 12 kru teknis ke Prancis untuk menjalani pelatihan. Dalam foto yang dirilis, mereka terlihat berpose bersama jet tempur T-0301, menunjukkan kesiapan personel dalam mengoperasikan alutsista canggih ini.
Secara strategis, Rafale yang akan ditempatkan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, dan Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, akan menggantikan armada jet tempur BAE Hawk 100/200 yang sudah menua. Penempatan di Pekanbaru diharapkan dapat meningkatkan pengawasan di Selat Malaka, sementara penempatan di Pontianak bertujuan untuk memantau perairan Natuna yang kaya sumber daya alam.

Para analis pertahanan melihat akuisisi Rafale sebagai respons strategis Indonesia terhadap dinamika keamanan di Laut China Selatan dan Selat Malaka, di mana aktivitas militer dan ancaman non-tradisional semakin meningkat. Keunggulan Rafale F4, termasuk radar AESA, sensor fusion, dan sistem peperangan elektronik canggih, akan memberikan kemampuan serangan yang signifikan dengan peluru kendali jarak jauh.
Akuisisi ini bukan sekadar pembelian, melainkan deklarasi strategis bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam membentuk arsitektur keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Dengan armada Rafale yang seragam, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi pelatihan, logistik, dan operasional, yang akan memperkuat otonomi strategisnya di tengah lingkungan geopolitik yang semakin kompleks.
[sumber: https://defencesecurityasia.com]


