TERASBATAM.ID – Pagi di Jalan Cisangkuy, Kota Bandung, selalu dimulai dengan keramaian yang hangat dan ramah. Sejak pukul 06.00 WIB, jalanan ini sudah dipenuhi pejalan kaki dan pesepeda yang baru saja merampungkan olahraga ringan di sekitar kawasan Gedung Sate yang eksotis. Sejuknya udara Bandung dan rindangnya pepohonan di sepanjang Taman Lansia seolah menjadi magnet bagi mereka untuk sejenak melepas penat sebelum memulai aktivitas.

Di antara mereka, ada Zerlina, seorang turis lokal asal Batam yang sengaja datang untuk menikmati suasana yang ia sebut tak pernah ditemui di kotanya. “Di Batam itu hawanya panas, jadi suasana sejuk dan adem seperti di sini rasanya beda sekali. Apalagi habis jalan-jalan di Taman Lansia yang asri, rasanya jadi segar,” ujar Zerlina.
Setelah mengelilingi taman yang kini menjadi salah satu ikon Bandung, Zerlina dan pengunjung lainnya biasanya tak melewatkan ritual berikutnya: berburu kuliner otentik di sepanjang Jalan Cisangkuy. Puluhan kedai kopi, coffee shop, dan warung tenda sudah siap menyambut para pemburu sarapan. Mulai dari jajanan pasar tradisional hingga hidangan berat, semua tersedia dengan harga terjangkau.

Warung tenda yang berjejer rapi menjadi incaran utama. Dengan menu-menu khas seperti bubur kacang hijau, bubur ayam, hingga aneka gorengan hangat, tempat ini menawarkan cita rasa rumahan yang otentik. Tak jarang, para pengunjung memilih duduk di bangku-bangku sederhana yang diletakkan di trotoar sambil menyeruput kopi hangat, menikmati pemandangan kota yang perlahan menggeliat.
Taman Lansia yang terletak persis di seberang jajanan-jajanan ini, bukan sekadar tempat berolahraga. Ia adalah ruang publik di mana interaksi sosial terjadi, cerita-cerita baru dimulai, dan kenangan lama terukir kembali. Bagi Zerlina, pengalaman pagi di Cisangkuy bukan sekadar soal berwisata, tetapi juga tentang menemukan kehangatan dan ketenangan yang sulit ditemukan di tempat lain.


