TERASBATAM.id – Pembangunan rumah relokasi tahap 1 di Tanjung Banon, Rempang, yang dikerjakan oleh PT Lestari Nauli Jaya (LNJ), menghadapi kendala serius. Keterlambatan pembayaran upah pekerja dan kelangkaan bahan bangunan menjadi penghambat utama penyelesaian proyek hunian bagi warga terdampak proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City.
Senin (10/03/2025), para operator alat berat melakukan aksi mogok kerja dengan memarkirkan alat berat di tengah jalan. Mereka memprotes PT LNJ yang belum membayar uang makan dan sewa alat.
“Kami protes, sudah satu bulan uang makan dan sewa alat berat kami belum dibayar oleh pemegang proyek ini,” kata Darwis, salah satu operator.

Setelah aksi tersebut, para operator mendatangi kantor proyek dan mengeluhkan kesulitan ekonomi akibat keterlambatan pembayaran. Pihak perusahaan mencatat tunggakan dan berjanji menyampaikan keluhan ke manajemen.
Selain masalah pembayaran, pekerja di lapangan juga kesulitan mendapatkan bahan bangunan. Indra Syaputra, seorang pemborong, mengaku belum bisa menyelesaikan tiga rumah yang dikerjakannya karena kekurangan material.
“Harapan kami agar bahan bangunan tersedia, karena itu yang paling penting. Apalagi kami sistem borongan, harusnya 25 hari bisa kami selesaikan satu rumah,” ujarnya.
Pembangunan tahap 1 ini mencakup 350 rumah relokasi, dengan 90 unit yang sudah siap huni dan 68 unit telah dihuni warga. Kendala pembayaran dan distribusi bahan bangunan berpotensi memperlambat penyelesaian proyek.
Dirga, pelaksana proyek Perumahan Rempang Eco City, membenarkan adanya aksi protes dari para operator. “Ya benar tadi mereka datang ke sini (kantor perwakilan manajemen) udah kami data, sekarang sedang proses pengajuan ke manajemen,” ucap Dirga.
[kang ajang nurdin]


