TERASBATAM.ID – Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Batam, Laksamana Pertama Berkat Widjanarko, mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi terkait rencana reorganisasi besar-besaran di tubuh TNI Angkatan Laut. Reorganisasi ini mencakup perubahan nomenklatur Lantamal menjadi Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) yang telah ramai diberitakan.
“Saya belum dengar, kita tunggu saja informasi dari pusat,” kata Berkat kepada www.terasbatam.id pada Kamis (10/7/2025). Pernyataan ini disampaikannya usai menghadiri peresmian Pabrik Solder STANIA Arsari Group di Batam. STANIA merupakan perusahaan milik Hashim S. Djojohadikusumo, adik Presiden Prabowo Subianto, di Kawasan Industri Tunas, Batam, Kepulauan Riau.
Saat ditanya mengenai isu kepindahan markas Lantamal IV Batam kembali ke Tanjungpinang, Berkat juga menampik telah menerima informasi tersebut. “Belum dengar saya, sebaiknya tunggu saja dari pusat,” ujarnya singkat sebelum beranjak meninggalkan awak media.
Sebelumnya, pada 8 Juli 2025, IDN Times melaporkan bahwa TNI AL tengah mempersiapkan reorganisasi struktur komando wilayah dengan menghapus nomenklatur Lantamal I hingga XIV dan menggantinya dengan Kodaeral. Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari program validasi organisasi dan penyesuaian terhadap lingkungan strategis maritim.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama Tunggul, membenarkan bahwa restrukturisasi ini sedang dalam tahap perencanaan. Ia menjelaskan, perubahan Lantamal menjadi Kodaeral akan meningkatkan fungsi menjadi pembinaan, operasi, dan dukungan, serta dipimpin oleh perwira tinggi berbintang dua (Laksamana Muda). Meskipun demikian, Tunggul juga menegaskan bahwa isu relokasi Koarmada I dan Lantamal IV belum menjadi keputusan resmi.
Namun, terkait isu relokasi Koarmada I dan Lantamal IV, Tunggul menegaskan belum ada keputusan resmi. “Untuk saat ini, belum ada kebijakan soal relokasi Koarmada I ke Lampung,” ujarnya, sembari memastikan Markas Lantamal IV di Sengkuang, Batam, masih digunakan.
Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), juga menilai reorganisasi ini sebagai upaya besar dalam kerangka validasi struktur komando di seluruh matra TNI. Menurutnya, perubahan ini akan membentuk struktur komando baru yang lebih kuat dan mandiri di tingkat kewilayahan.
Sementara itu, Jaleswari Pramodhawardani, pengamat militer sekaligus Kepala Laboratorium Indonesia 2045 (Lab45), menekankan pentingnya melihat perubahan ini secara strategis dan menyeluruh, sembari menyoroti risiko strategis dari kemungkinan relokasi markas yang berulang.


