BerandaBeritaRempang Suarakan Cinta Tanah Leluhur

Rempang Suarakan Cinta Tanah Leluhur

Diterbitkan pada

spot_img

TERASBATAM.ID — Malam takbir Idul Adha di Kampung Sungai Raya, Rempang, Kamis (05/06/2025) malam, tak hanya dipenuhi gema takbir. Di bawah langit cerah yang agak panas, puluhan warga dari berbagai kampung di Pulau Rempang berkumpul menyuarakan cinta dan pengorbanan untuk tanah leluhur mereka, di tengah bayang-bayang rencana pengembangan Rempang Eco City.

Dengan sepeda motor dan mobil seadanya, mereka memenuhi malam suci itu dengan nyala obor, orasi, dan pembacaan puisi. Pertemuan ini menjadi wujud konsolidasi warga yang menolak dilupakan dan diusir dari tanah yang telah mereka diami turun-temurun.

Siti Hawa, seorang perempuan paruh baya yang akrab disapa Nek Aweu, lantang menyuarakan persatuan. Meski raut wajahnya menyimpan lelah perjuangan, suaranya menggelegar memecah keheningan malam.

“Jangan biarkan kita dipecah belah. Kita harus berdiri bersama, melindungi kampung kita seperti kita melindungi anak-anak kita sendiri,” ujarnya dengan nada tegas.

Bagi Nek Aweu dan warga Rempang lainnya, tanah ini bukan sekadar titik di peta. Ini adalah warisan jiwa, tempat tembuni mereka ditanam, tempat doa nenek moyang bersemayam, dan tempat anak cucu mereka mengenal dunia.

BACA JUGA:  Yonif 10 Marinir/SBY Bersihkan Sekolah di Papua

Perjuangan melawan rencana pembangunan Rempang Eco City telah mereka rasakan sejak pengumuman proyek tersebut.
Malam itu, suasana semakin haru saat dua warga membacakan puisi berjudul “Takbir di Tengah Bara”. Bait-baitnya mengalir lirih namun tajam, mencerminkan pilu Idul Adha di tengah ancaman penggusuran.

“Sapi dan kambing tak banyak kami punya, / Tapi semangat Ibrahim hidup di dalam dada. / Bukan hanya hewan yang rela kami serahkan, / Tapi jiwa dan raga demi tanah yang kami pertahankan…”

Hening menyelimuti, beberapa warga tak kuasa menahan air mata. Puisi itu bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan batin mereka yang kehilangan rasa aman, namun tak kehilangan semangat.

Sopi, seorang ibu dari Kampung Sungai Raya, dengan lembut namun tegas menyuarakan harapannya.

“Kita mungkin tidak punya kekuasaan, tapi kita punya keyakinan. Kampung ini adalah hidup kita.”

Malam refleksi itu ditutup dengan ajakan mendalam untuk merenungkan makna sejati Idul Kurban: tentang keberanian berkorban demi tanah tumpah darah.

“Mari kita sembelih rasa takut, mari kita bakar rasa pasrah. / Kita isi Idul Adha ini dengan janji: / Bahwa kita akan bertahan, akan berjuang, / demi kampung, demi masa depan, demi kehormatan.”

BACA JUGA:  Koarmada I Gelar Latihan Pertahanan Pantai di Batam

Hingga pukul 21.30 WIB, warga tetap bertahan, saling menguatkan. Mereka kembali ke kampung masing-masing dengan tekad yang lebih kuat, berjanji untuk mempertahankan tanah leluhur dengan segala daya yang tersisa. Di malam suci itu, Rempang tidak hanya menggaungkan takbir, tetapi juga berdoa, bersyair, dan berjuang.

[kang ajank nurdin]

Latest articles

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...

Razia Gabungan: Kendaraan Luar Batam, Pajak Mati Langsung Disikat!

Jelang Nataru, Pemkot Batam bersama Dishub, Samsat, dan Polresta Barelang gelar penertiban besar-besaran. Target...

More like this

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...