TERASBATAM.ID – Puluhan perahu dengan layar warna-warni berpacu di perairan, diiringi sorak sorai ribuan penonton. Pemandangan ini menjadi pemandangan yang meriah di Pulau Belakang Padang, Batam, pada perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Tradisi yang dikenal sebagai “Raya Ogos” ini bukan sekadar lomba, melainkan pesta rakyat yang menggerakkan ekonomi dan merawat identitas budaya Melayu pesisir.
Sejak 11 Agustus 2025, perairan Belakang Padang sudah dipenuhi dengan berbagai perlombaan, mulai dari balap speedboat, boat kayu, hingga ketinting. Namun, puncak kemeriahan terletak pada lomba sampan layar atau kolek pada Minggu (17/08/2025). Tradisi yang sudah berlangsung sejak 1964 ini menjadi daya tarik utama yang berhasil menarik ribuan wisatawan dari Batam, Karimun, bahkan Singapura dan Malaysia.
Camat Belakang Padang, Khanapfi, menyebutkan bahwa antusiasme warga sangat tinggi, dengan lonjakan pengunjung yang mencapai 8.000 orang dari luar pulau. “Bahkan, ada yang sampai antre tiket kapal pancung karena penuh,” ungkapnya. Lomba ini terbagi dalam beberapa kategori, seperti sampan layar kelok 5 hingga kelok 9, dengan hadiah yang bervariasi.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Hasim, tradisi ini adalah warisan turun-temurun yang harus dijaga. “Dari dulu orang tua kita sudah tahu, setiap 17 Agustus pasti ada sampan layar. Ini warisan budaya pesisir yang harus dilestarikan,” ujarnya. Hasim juga menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari acara ini. Ribuan wisatawan yang datang membuat sektor transportasi laut dan UMKM lokal ikut menggeliat, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kapolsek Belakang Padang AKP Asril dan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Belakang Padang Amri Bedu menegaskan dukungan penuh mereka. Amri menyatakan bahwa lomba sampan layar telah menjadi ikon daerah perbatasan ini sejak lama. Dengan dukungan semua pihak, perayaan ini diharapkan dapat menjadi acara internasional yang tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mempererat semangat kebangsaan di wilayah perbatasan Indonesia-Singapura-Malaysia.
[kang ajank nurdin]


