TERASBATAM.ID – Pesawat tempur siluman J-20 “Mighty Dragon” milik China diklaim mampu mendeteksi pesawat musuh hingga tiga kali lipat jarak sebelumnya, menyusul integrasi cip semikonduktor berbasis Silikon Karbida (SiC) buatan dalam negeri. Peningkatan signifikan dalam teknologi radar militer ini diumumkan oleh Universitas Shandong pada 30 Mei 2025, yang memuji kontribusi Profesor Xu Xiangang dan timnya atas pengembangan teknologi tersebut. Prestasi ini mengukuhkan posisi China dalam persaingan teknologi pertahanan global.
Menurut pernyataan universitas, cip SiC yang dikembangkan oleh tim Profesor Xu secara drastis meningkatkan kinerja radar phased array, khususnya sistem radar KLJ-5 AESA yang terpasang pada J-20. Peningkatan ini melipatgandakan jangkauan deteksi J-20 dari sekitar 300 kilometer menjadi 600-700 kilometer, memungkinkan identifikasi target udara lebih cepat dan akurat. Selain itu, cip SiC diklaim mampu meningkatkan akurasi panduan rudal, daya senjata laser, serta ketahanan sistem radar dalam peperangan elektronik dan suhu ekstrem, menjadikan cip ini sebagai “perisai utama” sistem pertahanan canggih negara.
Keberhasilan ini menempatkan J-20 sebagai salah satu platform deteksi udara paling kapabel di dunia, memungkinkan penggunaan rudal udara-ke-udara jarak jauh BVR PL-15 secara lebih efektif. Peningkatan kemampuan radar ini memiliki implikasi besar bagi dominasi udara di kawasan Indo-Pasifik, terutama di wilayah sensitif seperti Selat Taiwan dan Laut China Selatan. Pengumuman ini juga datang di tengah ketatnya sanksi Amerika Serikat terhadap ekspor komponen semikonduktor berteknologi tinggi ke China, menegaskan tekad Beijing untuk mencapai kemandirian dalam pengembangan kemampuan pertahanan strategisnya.
Dalam sebuah video terkait pengumuman tersebut, Profesor Xu mengakui bahwa Amerika Serikat telah lebih dulu menggunakan semikonduktor berbasis SiC dalam sistem seperti pesawat siluman F-35 dan sistem pertahanan rudal THAAD. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan China memproduksi sendiri kristal SiC berkualitas tinggi adalah pencapaian penting setelah dua dekade tertinggal. “Dua puluh tahun lalu, kami sama sekali tidak mampu menghasilkan substrat yang memenuhi standar dasar. Kini, kami bisa mengontrol pertumbuhan dan kualitas bahan ini dengan tepat,” ujar Profesor Xu, menyoroti lompatan besar dalam kemandirian teknologi China.
[sumber: https://defencesecurityasia.com]


