TERASBATAM.ID – Enam pesawat pengebom strategis B-2 Amerika Serikat pada dini hari Ahad (22/6/2025) melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini melibatkan 12 bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) seberat 13.600 kilogram, yang diklaim Presiden AS sebagai keterlibatan pertama negara itu dalam konflik Israel-Iran dan “keberhasilan militer luar biasa” dalam menghancurkan kemampuan pengayaan nuklir Iran.
Pesawat B-2 Spirit dikenal sebagai satu-satunya platform yang mampu meluncurkan bom MOP, yang didesain untuk menembus target hingga 18 meter beton atau 61 meter tanah sebelum meledak. Namun, sumber-sumber yang dekat dengan pejabat senior Iran melaporkan bahwa serangan di Fordow hanya menargetkan terowongan keluar-masuk fasilitas, dan tidak menyebabkan kerusakan besar pada loji bawah tanahnya. Laporan awal dari Iran bahkan menyatakan tidak ada kerusakan signifikan pada fasilitas Fordow, dan sebagian besar kerusakan terjadi di permukaan.
Beberapa jam setelah serangan tersebut, Iran melancarkan serangan balasan dengan sekitar 30 peluru kendali balistik terhadap Haifa dan Tel Aviv. Sementara Presiden AS menegaskan kehancuran total fasilitas nuklir Iran, otoritas Iran dan laporan media lokal mengindikasikan bahwa data pemantauan radiasi serta tinjauan lapangan tidak menunjukkan tanda-tanda kontaminasi atau bahaya. Pihak Iran juga mengklaim telah memindahkan stok uranium yang telah diperkaya ke lokasi lain untuk menghindari kontaminasi.


