TERASBATAM.ID- Kenaikan tarif dasar listrik PT PLN Batam sebesar 1,43% yang mulai berlaku 1 Juli 2025 menuai penolakan keras dari organisasi kepemudaan. Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Kepulauan Riau, Adriansyah Sinaga, menegaskan sikap penolakan tersebut dan berencana menggelar dialog publik untuk membahas kebijakan ini.
Berbicara kepada www.terasbatam.id pada Jumat (04/07/2025), Adriansyah menjelaskan bahwa Pemuda ICMI Kepri menjadi pihak pertama yang merilis sikap penolakan pada 28 Juni lalu. Ia menyoroti dampak kenaikan tarif yang, meskipun dikategorikan menyasar golongan menengah ke atas (di atas 2.250 VA), akan memiliki efek domino ke seluruh sektor.
“Dampaknya itu bukan hanya dari atas (menengah ke atas), efek dominonya itu semua sektor akan berakibat berdampak. Nah, dampaknya ya ke sektor paling bawah, UMKM, kemudian sektor masyarakat umum,” ujar Adriansyah.
Ia mencontohkan, jika tarif listrik industri naik, maka harga jual produk mereka juga akan meningkat, yang pada akhirnya dibebankan kepada konsumen.
Adriansyah menambahkan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan anggota DPRD terkait untuk menyuarakan penolakan terhadap keputusan kenaikan tarif yang telah ditetapkan oleh Bright PLN Batam.
Sebagai langkah lanjutan, Pemuda ICMI Kepri berencana mengadakan dialog publik yang akan mengundang berbagai pihak, termasuk PT PLN Batam, tokoh masyarakat, DPRD, dan mahasiswa.
“Rencana ini masih kami diskusikan di tingkat internal Pemuda ICMI dengan beberapa stakeholder tadi, karena juga kita mengundang DPRD, kita mengundang juga PLN, kita surati untuk berdialog di acara tersebut. Dalam waktu dua hari ini kita akan surati,” jelas Adriansyah. Lokasi dialog direncanakan di Asrama Haji, Batam Center.
Menanggapi kebijakan ini, Adriansyah mempertanyakan konsistensi PT PLN Batam. Ia mengingatkan bahwa pimpinan tertinggi PT PLN Batam sebelumnya memiliki visi untuk memberantas oknum di internal dan pernah menyatakan tidak akan ada kenaikan tarif selama kepemimpinannya.
“Hingga hari ini kami tetap menyatakan menolak kenaikan tarif listrik di Batam,” tegas Adriansyah.
Andriansyah memperkirakan bahwa kenaikan tarif listrik yang berlaku mulai Juli ini akan terasa dampaknya pada tagihan Agustus, dan tidak ingin hal tersebut menjadi ‘hadiah hari kemerdekaan’ bagi masyarakat Batam.
[kang ajank nurdin]


