TERASBATAM.ID: Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bertepatan dengan hari libur Imlek dan juga sudah lama dikenal sebagai Valentine’s day 2024 pada 14 Februari 2024. Walaupun bukan merupakan hari libur nasional, namun setiap tanggal 14 Februari sudah sangat dikenal sebagai hari kasih sayang di kalangan anak-anak muda termasuk di Indonesia.
“Kita ingin partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya, kita bersama KPU mendukung sosialisasi kemarin kepada masyarakat, dan kita himbau kepada masyarakat karena pelaksanaan pemilu ini bertepatan dengan hari valentine’s day, dan tidak jauh juga dengan imlek, maka kita berharap saatnya masyarakat, integritasnya, partisipasinya kepada negara maka pemilu harus diikuti,” kata Ansar disela-sela acara Apel Pengamanan TNI di Lapangan Engku Putri Batam Centre.
Menurut Ansar, pihaknya tidak menerbitkan larangan libur atau bepergian kepada masyarakat terkait dengan Pemilu, namun hanya bersifat himbauan semata.
“Larangan tidak ada, tetapi himbauan saja kita sampaikan agar mereka menggunakan hak pilihnya. Lagian tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu lalu juga relative tinggi, artinya kesadaran untuk menggunakan hak pilih dan bernegara cukup tinggi,” kata Ansar.
Sejarah Hari Valentine
Ada dua versi sejarah Hari Valentine. Versi pertama menyangkut kematian tragis pendeta Roma bernama Valentine. Diceritakan, Valentine dipukuli dan dipancung pada 14 Februari 278 Masehi. Valentine dieksekusi karena dianggap menentang kebijakan Kaisar Claudius II.
Sang kaisar memang dikenal kejam dan membuat Roma terlibat pertempuran berdarah agar selalu menang perang. Bahkan, untuk memuluskan rencananya, ia melarang semua bentuk pernikahan dan pertunangan di Roma, karena dinilai menjadi penyebab tentangnya enggan pergi ke medan perang.
Pendeta Valentine pun menentang kebijakan tersebut. Ia diam-diam menikahkan pasangan muda, namun ketahuan sehingga berakhir di penjara, lalu dipukul dan dipancung. Eksekusi kepada Valentine menandai perayaan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari.
Sejarah Valentine ini yang paling banyak dipercaya karena sang pendeta disebutkan meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya, dengan tulisan ‘From Your Valentine’. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut Santo Valentine.
Versi kedua berkaitan dengan Festival Lupercalia pada 15 Februari. Sejarah ini menyebutkan Valentine berasal dari festival tersebut. Festival Lupercalia adalah tradisi Romawi Kuno yang tidak terlepas dengan hal-hal berbau seks. Hal ini pernah ditulis J.A North dalam The Journal of Romance to this volume 98 2008.
Festival ini dianggap sebagai salah satu tradisi untuk menghormati Desa Kesuburan pada zaman pra Romawi. Sayangnya, tradisi ini dinilai tidak bermoral dan tidak melambangkan kehangatan atau kasih sayang. Hingga pada suatu waktu, tradisi ini diubah menjadi lebih baik.
Sampai hari ini, dua versi sejarah itu melekat dengan Hari Valentine. Berbagai negara merayakan Hari Kasih Sayang dengan berbagai tradisi, tak terkecuali di Indonesia. Hari Valentine juga identik dengan cokelat, kartu, bunga, hingga berbagai ornamen hati dan berwarna pink.


