TERASBATAM.id: Batam, kota industri yang dinamis, tak hanya dikenal dengan dermaga sibuk dan gedung pencakar langit yang mulai bermunculan. Di balik gemerlapnya, tersimpan kisah perjuangan para pejuang literasi yang tanpa lelah menebar benih baca di tengah masyarakat. Salah satunya adalah Forum Lingkar Pena (FLP) Batam.
Sejak berdiri pada 1999, FLP Batam telah menjadi oase bagi para pecinta buku di kota ini. Asri Wiji, Ketua FLP Batam, menceritakan perjuangan mereka dalam menjaga semangat literasi di tengah gempuran era digital dan mobilitas tinggi masyarakat Batam.
“Kami sadar, Batam adalah kota yang dinamis, banyak pendatang. Tapi, kami percaya literasi adalah investasi masa depan. Dengan membaca, kita tidak hanya mendapatkan informasi, tapi juga memperkaya wawasan dan membentuk karakter,” ujar Asri kepada www.terasbatam.id, Sabtu (09/11/2024).
Salah satu program andalan FLP Batam adalah “Read Aloud Batam”, di mana para relawan membacakan buku untuk anak-anak. Program ini bertujuan menanamkan kecintaan membaca sejak dini. “Anak-anak adalah generasi penerus. Jika sejak kecil sudah suka membaca, maka minat baca mereka akan terus tumbuh,” tambah Asri.

Namun, perjalanan FLP Batam tidak selalu mulus. Tantangan terbesar adalah mempertahankan minat baca di tengah masyarakat yang lebih tertarik pada hiburan instan. Selain itu, minimnya sumber daya manusia dan keterbatasan akses ke daerah-daerah terpencil juga menjadi kendala.
Mang Anto, seorang aktivis literasi dan pemilik toko buku bekas di Batam, turut berbagi cerita. “Batam ini unik, banyak pendatang. Jadi, membangun komunitas literasi butuh kesabaran ekstra,” ujarnya.
Meski begitu, semangat mereka tak pernah padam. Mereka terus berinovasi, mencari cara-cara kreatif untuk menarik minat baca masyarakat. Kolaborasi dengan sekolah, perpustakaan, dan komunitas lainnya menjadi kunci keberhasilan mereka.
“Kami ingin menjadikan Batam sebagai kota yang ramah literasi. Suatu kota di mana orang-orang senang membaca dan menulis,” ujar Asri dengan penuh harap.
Kisah perjuangan FLP Batam dan para pegiat literasi lainnya di Batam menginspirasi kita semua. Mereka membuktikan bahwa semangat literasi bisa tumbuh subur di mana saja, bahkan di tengah tantangan yang berat.
[Kang Ajank Nurdin]


