BerandaBatam RayaKursi Merah di Jodoh Square

Kursi Merah di Jodoh Square

Ada Juga ABG yang Terdesak Uang SPP

Diterbitkan pada

spot_img

TERASBATAM.id: Di sudut kompleks Jodoh Square, Batam, ada sebuah pemandangan yang mungkin tak biasa bagi sebagian orang. Sejumlah perempuan duduk di kursi plastik berwarna cerah, menunggu. Mereka adalah para pekerja seks komersial (PSK) yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat mencari nafkah. Di antara mereka, ada AL, seorang perempuan paruh baya yang sudah lebih dari satu dekade menjalani profesi ini.

Kursi merah yang diduduki AL bukan sekadar tempat duduk biasa. Di balik warnanya yang mencolok, tersimpan makna dan simbol yang hanya dipahami oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia prostitusi disana. Warna merah, menurut AL, menjadi kode bagi para pelanggan bahwa dirinya siap melayani.

“Kursi merah ini seperti papan nama saya,” ujar AL sambil tersenyum getir. “Pelanggan tahu kalau saya siap.”

Selain warna merah, ada warna biru dan putih, warna-warna itu menyimbolkan sesuatu, yaitu siapa mucikari mereka, dimana tempat mereka melayani tamunya, dan siapa kelompoknya. Warna kursi yang digunakan bukan sesuatu yang biasa, tetapi sebuah kode atau symbol dikalangan mereka.

BACA JUGA:  MODENA Home Centre Ekspansi di Batam, Jajal Dapur Rumah Tangga dan Bisnis

Setiap malam, AL menghabiskan berjam-jam duduk di kursi itu, menunggu pelanggan datang. Ia mulai beraktivitas sekitar pukul 20.00 WIB dan baru pulang saat fajar menyingsing.

“Kadang sampai pagi kalau lagi ramai,” katanya.

Tarif yang ditawarkan AL terbilang murah, hanya Rp 120.000 untuk sekali kencan. Dari jumlah itu, ia harus menyetorkan sebagian kepada mucikarinya.

“Uang itu buat bayar kontrakan dan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

AL mengaku memulai profesi ini karena desakan ekonomi. Sebagai seorang ibu tunggal, ia harus menghidupi seorang anak perempuan.

“Mau bagaimana lagi, ini satu-satunya cara saya bisa dapat uang dengan cepat,” katanya.

Mirisnya sesekali AL meminta bantuan puterinya untuk mengangkat kursi merah miliknya dan menampatkan di Lokasi biasa tempatnya duduk. Kursi tersebut memang harus dijaga olehnya, makanya selepas waktu “dinas” kursi tersebut selalu dibawa pulang kembali ke tempat tinggalnya.

Ada ABG Juga

Sebagian besar para PSK di Kompleks Jodoh Square atau yang dikenal dengan julukan “belakang BCA” itu merupakan Wanita-wanita STW atau Setengah Tuir atau berusia diatas 40 an. Namun menurut AL, beberapa waktu lalu ada beberapa anak-anak baru gede yang juga berkecimpung disana.

BACA JUGA:  Bakamla Gelar Latihan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut di Batam

“ada yang mengaku uang sekolahnya nunggak beberapa bulan, kemudian dia ikut mangkal setelah diizinkan,” kata AL.

Menurut AL, mereka yang duduk atau mangkal disana tidak bisa sesuka hati pelanggannya untuk dibawah pergi ke tempat lain. Telah menjadi kesepakatan umum disana bahwa pelanggan hanya boleh bersama mereka di tempat yang telah disediakan oleh mucikari mereka. Tempatnya adalah ruko-ruko disana yang telah menyediakan kamar untuk mereka.

Mayoritas pelanggan yang menyampiri PSK disana, menurut AL yang berasal dari Jawa Tengah, adalah para pekerja kasar, mereka biasanya menggunakan sepeda motor, kalaupun menggunakan mobil mereka datang dalam jumlah berkelompok.

AL memperkirakan jumlah teman-teman seprofesinya itu sekitar 30 orang lebih, namun tidak diketahui jumlah pastinya karena tersebar pada mucikari yang berbeda walaupun berada dalam Kawasan yang sama.

Seorang Masyarakat disana, Wartini Sirore mengatakan, bahwa keberadaan PSK yang duduk di kursi di Kawasan tersebut sudah cukup berlangsung lama. Bagi petugas dari aparat berwenang seperti Satpol PP atau Kepolisian sebenarnya sudah mengetahuinya, sebab saban hari mobil patrol mengitari Kawasan tersebut dan juga dapat dengan jelas melihat keberadaannya.

BACA JUGA:  14 Papan Bunga Rahib di PN Batam, TASN untuk Rempang Kecewa Pernyataan Kapolresta

“kita prihatin, tetapi mau bagaimana lagi. Keberadaan mereka ini membuat lingkungan disini semakin kumuh dan di cap tidak baik. Kita berharap agar pemerintah memiliki solusi yang permanent untuk mengatasi keberadaannya,” kata Wartini.

[Rodette Pandingan]

Latest articles

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...

Razia Gabungan: Kendaraan Luar Batam, Pajak Mati Langsung Disikat!

Jelang Nataru, Pemkot Batam bersama Dishub, Samsat, dan Polresta Barelang gelar penertiban besar-besaran. Target...

More like this

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...