TERASBATAM.ID: Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang juga Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Kepri (BI), Suryono, menyampaikan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan deflasi sebesar 0,22 persen (mtm). Sebagai langkah antisipasi lonjakan harga menjelang Ramadan 1445 H, akan diintensifkan pelaksanaan Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sekitar 36 titik di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.
“Secara spasial, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun mengalami inflasi masing-masing sebesar -0,30 persen (mtm), 0,08 persen (mtm), dan 0,13 persen (mtm),” kata Suryono melalui siaran pers, Selasa (05/03/2024).
Secara tahunan, IHK di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 2,65 persen (yoy) atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5±1 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi di Provinsi Kepri terutama disebabkan oleh penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau seperti bayam, kangkung, sawi hijau, dan kacang panjang karena pasokan yang mencukupi. Penurunan harga juga terjadi pada Kelompok Transportasi khususnya angkutan udara akibat normalisasi permintaan. Di sisi lain, komoditas utama penyumbang inflasi berasal dari aneka cabai, udang basah, daging, dan telur ayam ras.
“Kenaikan harga aneka cabai disebabkan oleh menurunnya hasil panen petani akibat musim hujan yang menyebabkan cabai mudah membusuk. Sementara itu, harga beras meningkat sejalan dengan keterbatasan pasokan yang terjadi di seluruh wilayah di Indonesia akibat defisit produksi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Hingga bulan Februari 2024, TPID telah menggelar 60 kali Operasi Pasar yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau serta penyaluran sembako bersubsidi sebanyak 64.000 paket di Kota Batam.
“Sebagai langkah antisipasi lonjakan harga menjelang Ramadan 1445 H, akan diintensifkan pelaksanaan Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sekitar 36 titik di seluruh Kabupaten/Kota disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi TPID,” kata Wakil Ketua TPID Kepri itu.
Selain itu, TPID Kepri yang dipimpin oleh Gubernur Kepri melakukan monitoring sekaligus siaran pers ketersediaan pasokan beras Kepri di Gudang Bulog Batam dalam rangka pembentukan ekspektasi inflasi masyarakat.
Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang meningkat melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi sesuai arahan presiden. Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain: kenaikan permintaan menjelang Hari Kemenangan Besar Nasional (HKBN) Ramadan dan Idulfitri, kemudian kenaikan harga beras akibat keterbatasan stok, potensi kenaikan harga sayur-mayur akibat cuaca ekstrem


