TERASBATAM.ID – Sektor ekspor Kepulauan Riau (Kepri) terus menunjukkan geliatnya, dengan komoditas olahan kelapa menjadi salah satu andalan baru. Namun, di sisi lain, pelaku usaha di Batam mengharapkan harmonisasi regulasi dan stabilitas harga bahan baku untuk mendukung keberlanjutan ekspor.
Pada Sabtu (28/6/2025), Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura secara langsung melepas ekspor komoditas olahan kelapa ke Malaysia di PT Heng Guan Batam Industries, Tanjungpinggir, Sekupang, Batam. Ekspor perdana yang dilepas Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui UPT Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau ini berjumlah 19,2 ton, senilai Rp512,4 juta.
Nyanyang Haris Pratamura menegaskan, ekspor ini memperkuat orientasi ekspor Kepri dan membuka akses pasar global di tengah keterbatasan sumber daya. “Meskipun hanya 4 persen wilayah darat dan sumber daya alam terbatas, Kepri memiliki keunggulan strategis karena letaknya yang sangat dekat dengan pasar internasional seperti Singapura dan Malaysia. Ini menjadikan Kepri sebagai wilayah yang sangat potensial dalam rantai perdagangan global,” sebutnya.
Ia menambahkan, peluang pasar ekspor dan upaya mengatasi hambatan logistik dapat didorong dengan dukungan berbagai pihak, mulai dari Badan Karantina, Bea Cukai, hingga otoritas pelabuhan dan bandara. Nyanyang optimistis ekspor komoditas unggulan Kepri akan memberikan efek berganda bagi perekonomian, dari hulu ke hilir, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Nyanyang juga mengingatkan pentingnya mematuhi ketentuan mengenai devisa hasil ekspor (DHE) sesuai PP Nomor 36 Tahun 2023, sebagai kontribusi terhadap perekonomian nasional. “Pemerintah Provinsi Kepri akan terus mencari terobosan agar ekspor tetap tumbuh meskipun fasilitas dan sumber daya kita terbatas. Faktanya, kita bisa ekspor ke Singapura, Malaysia, hingga Vietnam. Ini menunjukkan potensi luar biasa Kepri,” tambahnya, seraya mengapresiasi PT Heng Guan Batam Industries.
Sementara itu, Direktur PT Heng Guan Batam, Melita Indrayani, menyampaikan pandangannya kepada www.terasbatam.id pada Kamis (3/7/2025), mengenai tantangan operasional. “Ketersediaan bahan baku yang permintaannya fluktuatif menjadi salah satu perhatian utama kami saat ini,” ujar Melita.
Ia juga menyoroti perlunya koordinasi yang lebih baik antarinstansi pemerintah terkait regulasi. “Harmonisasi aturan dan ketentuan dari pemerintah, baik dari Bea Cukai, Karantina, maupun instansi terkait, perlu diperjelas agar tidak menimbulkan kebingungan bagi pelaku usaha,” tambahnya.
Melita berharap ada dukungan yang lebih terarah agar pengusaha lokal dapat berkembang secara mandiri dan kompetitif, serta Batam dapat menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif, sebagaimana yang ia lihat di negara-negara lain.
Hadir dalam pelepasan ekspor tersebut Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean, Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Utara N Prayatno Ginting, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepri Herwintarti, serta perwakilan Direktur PT Heng Guan Batam Industries, Kepala Dinas KP2KH Kepri Rika Azmi, dan perwakilan Wali Kota Batam.


