TERASBATAM.id: Rencana Singapura untuk membeli listrik tenaga surya (PLTS) dari Indonesia, khususnya dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), telah menyulut antusiasme masyarakat setempat. Hal ini terungkap dari hasil reses yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Drs. Ismeth Abdullah, di berbagai wilayah di Kepri.
Masyarakat di Kepri, terutama di daerah-daerah pulau, sudah lama mengeluhkan pasokan listrik yang tidak stabil dan sering padam. Kondisi ini sangat menghambat aktivitas sehari-hari, baik di rumah tangga, sektor pendidikan, kesehatan, maupun usaha.
“Warga sangat berharap dengan adanya proyek PLTS ini, masalah listrik di daerah mereka bisa teratasi,” ungkap Ismeth dalam keterangan tertulisnya, Rabu (08/01/2025).
Ia menambahkan bahwa banyak investor dari dalam dan luar negeri telah melakukan survei di beberapa pulau di Kepri untuk mengembangkan proyek PLTS ini.
Keuntungan dari proyek PLTS ini tidak hanya dirasakan oleh Singapura, tetapi juga oleh masyarakat Kepri sendiri. Sebanyak 30% dari listrik yang dihasilkan akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di lokasi proyek.
“Ini adalah peluang besar bagi Kepri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil,” tegas Ismeth. Proyek ini juga diyakini akan membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Ismeth berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat segera merealisasikan proyek ini. Ia juga mengimbau masyarakat untuk mendukung penuh upaya pengembangan energi terbarukan di Kepri.
Provinsi Kepri memiliki wilayah yang sangat luas, dengan 2.500 pulau dan hampir semuanya berpotensi untuk menjadi titik lokasi pengelolaan listrik tenaga surya. Namun sampai saat ini belum sepenuhnya diolah.
Dari reses di 38 titik, anggota DPD RI Drs. Ismeth Abdullah dengan nomor anggota (B-39) menampung aspirasi masyarakat di beberapa wilayah di Provinsi Kepri, seperti di Kabupaten Karimun, Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Lingga.
“Masyarakat di sana hampir semuanya mengeluhkan kekurangan pasokan listrik dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah-rumah tangga, sekolah, rumah sakit, pusat perdagangan, hotel, penerangan jalan, maupun sektor usaha,” sebut Ismeth Abdullah yang merupakan Gubernur Provinsi Kepri pertama periode 2005-2010.


