TERASBATAM.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyebut industri migas telah memberikan dampak berganda (multiplier effect) yang signifikan bagi perekonomian nasional dan daerah. Kontribusi ini tidak hanya terbatas pada penerimaan negara, tetapi juga terasa langsung di masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara “Energy Meet Up” yang digelar SKK Migas Sumbagut di Batam, Jumat (19/9/2025). Kegiatan ini merupakan wadah dialog dan literasi bagi para jurnalis untuk memahami peran strategis industri hulu migas.
Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison, menjelaskan bahwa dampak berganda tersebut muncul dalam berbagai bentuk. “Industri hulu migas bukan hanya soal energi. Lebih dari itu, migas menggerakkan ekonomi daerah, membuka lapangan kerja, memberdayakan masyarakat, dan memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha lokal,” ujarnya.
Secara nasional, sektor hulu migas menyumbang lebih dari Rp114 triliun bagi penerimaan negara pada 2023. Di wilayah Sumbagut, kontribusinya juga sangat besar. Produksi minyak dari wilayah ini mencapai 183.000 barel per hari pada 2024, atau sekitar 31,7 persen dari total produksi nasional.
Selain penerimaan negara, Yanin juga menyoroti peran industri dalam mendorong pembangunan sosial. Berbagai program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) seperti beasiswa pendidikan, pelatihan kerja, dan dukungan bagi UMKM lokal telah dilaksanakan.
“Harapan kami, manfaat dari multiplier effect migas ini bisa semakin dirasakan oleh masyarakat luas. Migas adalah milik bangsa, dan hasilnya harus memberi kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyat,” tutupnya.


