TERASBATAM- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam Gustian Riau, menyampaikan kabar baik terkait harga cabai yang mulai menunjukkan penurunan. Fluktuasi harga cabai yang cukup signifikan beberapa waktu lalu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah cuaca ekstrem yang mengganggu pasokan.
“Sampai dengan bulan November 2024, pasokan cabai kita berasal dari Medan, namun karena sudah habis panen, kita beralih ke Aceh. Sayangnya, curah hujan yang tinggi dan gelombang laut yang besar menghambat distribusi,” ujar Gustian kepada www.terasbatam.id, Kamis (16/01/2025) di SPBU Harbour Bay.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Disperindag Batam telah menjalin kerja sama dengan sejumlah daerah penghasil cabai besar di Sumatera.
“Februari ini, kita akan bekerja sama dengan Bener Meriah di Aceh Tengah. Bener Meriah ini merupakan sentra produksi cabai terbesar di Sumatera,” jelasnya.
Selain Aceh, Diperindag Kota Batam juga akan memperkuat kerjasama dengan petani cabai di Simalungun, Sumatera Utara dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Simalungun memiliki musim panen yang cukup panjang, namun pasokan mereka juga mulai terbatas karena masuk masa tanam. Sementara itu, Lombok terkenal dengan cabai pedasnya,” tambah Gustian.
Upaya Menstabilkan Harga
Dengan memperluas jaringan kerjasama dengan petani di berbagai daerah, diharapkan pasokan cabai ke pasar dapat lebih stabil dan harga pun dapat ditekan.
“Kita ingin memastikan agar harga cabai tidak terlalu fluktuatif dan memberatkan masyarakat,” tegas Gustian.
Untuk mempercepat stabilisasi harga, Dinas Perdagangan juga telah bekerja sama dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) untuk melibatkan pengusaha muda dalam distribusi cabai.
“Harapannya, dengan melibatkan pengusaha muda, kita bisa memperluas jaringan distribusi dan menekan harga di pasaran,” ujarnya.
Gustian menegaskan bahwa cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga cabai.
“Curah hujan yang tinggi membuat cabai mudah busuk jika dipanen. Namun, kami optimis bahwa harga cabai akan kembali stabil menjelang bulan Ramadhan,” ujarnya.
Gustian mengklaim bahwa harga Cabe sebelum dari Rp 90 ribu per kilogram kini mulai turun menjadi Rp 85 ribu, bahkan di Pasar Induk Toss 3000 harga cabe bisa Rp 68 ribu per kilogram.
“masalahnya kalau sudah didistribusikan ke pasar-pasar diluar pasar toss 3000 harga lebih dari itu,” kata Gustian.
[winneke asmeralda]


