TERASBATAM.ID – Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), H. Ansar Ahmad, menegaskan posisi strategis Kepri sebagai “permata biru” di gerbang utara Indonesia dan salah satu dari 10 chokepoint penting perdagangan dunia. Ansar secara khusus menyoroti peran vital Selat Malaka, yang berada di wilayahnya, sebagai jalur maritim tersibuk di dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan Ansar di sela-sela peresmian pabrik PT STANIA milik Arsari Group di Batam, Kamis (10/07/2025). Menurutnya, sekitar lebih dari 80.000 kapal dan sekitar 70 juta kontainer melintas di Selat Malaka setiap tahun, menuju Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan Laut Natuna Utara.
“Kita berada di salah satu dari 10 chokepoint penting perdagangan dunia. Kita kenal ada Laut Merah, Terusan Suez, Selat Gibraltar, Selat Hormuz, Selat Bosporus. Termasuklah di sebelah kita ini ada selat yang cukup tersibuk di dunia yaitu Selat Malaka,” jelas Ansar.

Istilah “chokepoint” merujuk pada jalur maritim atau geografis yang sempit dan strategis, yang sangat penting untuk perdagangan dan pergerakan kapal. Karena sifatnya yang terbatas namun sering dilalui, jalur ini menjadi titik krusial di mana arus lalu lintas barang global dapat dikendalikan, atau bahkan terganggu, jika terjadi konflik atau hambatan.
Melihat volume lalu lintas yang masif ini, Ansar menekankan pentingnya bagi Kepri untuk mengoptimalkan spillover effect ekonomi. Pemanfaatan posisi strategis ini, kata Ansar, telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kepri yang menggembirakan. Ia mencatat, pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal keempat 2024 mencapai 6,89 persen, menempatkannya di posisi ketiga secara nasional setelah Maluku Utara dan Kalimantan Tengah.
Ansar juga menambahkan bahwa Kepri kini telah menyelesaikan peta jalan transformasi ekonomi. Dengan penataan dan pengembangan yang dilakukan, ia yakin Batam dan Kepri akan menjadi kontributor besar pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan secara regional. Indikator makroekonomi dan sosial Kepri pun menunjukkan performa positif, seperti Indeks Pembangunan Manusia yang mencapai 79,97, menempati peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.
“Kita yakin dengan kubu investasi di Kepri ini, maupun Kepri akan terus maju dan berkembang,” pungkas Ansar. Ia juga menyoroti sektor industri sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kepri, dengan pangsa 42,51 persen.


