TERASBATAM.id: Nama Sianturi kembali berkibar di gedung DPRD Kota Batam. Kali ini, tongkat estafet kepemimpinan beralih ke tangan Gabriel Shafto Ara Anggito Sianturi, putra dari politikus senior Batam, Sahat Sianturi. Dengan penuh semangat, Gabriel dilantik sebagai anggota DPRD Kota Batam pada Senin (11/11/2024) melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).
Pelantikan ini seakan melengkapi kisah keluarga Sianturi di DPRD Batam. Sebelumnya, baik Sahat maupun ibunda Gabriel, Ganda Tiur M Simorangkir, juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Batam. Kini, Sahat menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kepri, politisi senior PDI Perjuangan ini juga pernah dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Batam.
“Saya merasa bangga bisa melanjutkan tradisi keluarga di dunia politik,” ujar Gabriel dengan senyum sumringah.
“Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik keluarga dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat Batam,” tambahnya.
Jejak Langkah Sang Ayah
Gabriel mengakui bahwa ayahnya, Sahat Sianturi, menjadi inspirasi terbesar dalam perjalanan politiknya.
“Ayah selalu mengajarkan saya tentang pentingnya integritas, kerja keras, dan selalu dekat dengan masyarakat,” ungkapnya.
Pengalaman mengikuti kontestasi pemilihan legislatif bersama ayahnya pada Pemilu 2024 lalu menjadi pengalaman berharga bagi Gabriel. Ia mengaku banyak belajar dari sang ayah tentang dinamika politik dan cara menjalin hubungan dengan konstituen.
Harapan Baru bagi Batam
Dengan latar belakang keluarga politik dan semangat muda, Gabriel diharapkan dapat membawa angin segar di DPRD Kota Batam. Ia berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya kaum muda.
“Saya ingin mengajak anak muda untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan politik yang terjadi di sekitar mereka,” kata Gabriel. “Politik itu bukan hanya milik orang tua, tapi juga milik generasi muda.”

Dinasti Politik: Antara Kontinuitas dan Inovasi
Fenomena dinasti politik seperti yang terjadi pada keluarga Sianturi bukanlah hal yang baru di Indonesia. Di satu sisi, keberadaan dinasti politik dapat menjamin kontinuitas kepemimpinan dan program-program pembangunan. Namun, di sisi lain, hal ini juga memunculkan pertanyaan mengenai potensi monopoli kekuasaan dan minimnya ruang bagi tokoh-tokoh baru untuk berkontribusi.
Dalam konteks Batam, keberadaan dinasti politik keluarga Sianturi dapat dipandang sebagai bentuk kepercayaan masyarakat terhadap keluarga tersebut. Namun, penting bagi Gabriel untuk membuktikan bahwa dirinya memiliki kapasitas dan integritas yang memadai untuk menjalankan amanah yang diberikan.
Lantas kenapa dirinya ingin terjun ke dunia politik? Pria yang memiliki Background pengusaha ini mengaku akan membuktikan dunia politik di kalangan anak muda tidak seburuk apa yang dibayangkan.
Dalam kesempatan itu, Gabriel turut mengajak anak muda untuk tidak takut terjun ke politik. Menurutnya, setiap hal memiliki sisi positif dan negatif, dan keberhasilan ditentukan oleh cara pandang serta integritas individu dalam menjalankannya.
“Pengusaha itu tak selamanya enak. Ada up and downnya juga. Apalagi saat Covid. Saat ini kaca perpolitikan di tengah anak muda itu buruk. Saya akan buktikan politik tidak seburuk yang dibayangkan. Saya bisa menjadi contoh kepada anak muda. Walau kemarin saya sempat kalah, saya ingin menunjukkan menjadi petarung itu siap kalah dan siap menang. Tuhan punya jalan lain, pada hari ini saya dilantik. Apa yang menjadi tujuan awal saya bisa saya jalankan,” paparnya.
[rma]


