TERASBATAM.ID – Pemerintah Filipina menghentikan seluruh kontrak baru pembelian senjata dari Israel sebagai respons atas tingginya korban sipil dalam perang di Gaza. Menteri Pertahanan Filipina, Gilbert Teodoro, menegaskan bahwa keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan pasokan alutsista. Ia menilai, keterlibatan Israel dalam konflik dapat mengganggu ketersediaan senjata bagi Filipina, yang selama ini menjadi pelanggan terbesar ketiga industri pertahanan Israel.
Teodoro menyatakan, situasi ini menjadi pelajaran penting bagi Filipina untuk lebih selektif dalam menjalin kontrak dengan pemasok asing. Filipina, yang sebelumnya sangat mengandalkan sistem pertahanan Israel seperti artileri ATMOS dan tank ringan Sabrah, kini harus mempertimbangkan kembali strateginya. Penghentian kontrak ini berpotensi menciptakan kesenjangan dalam program modernisasi militer Filipina, terutama dalam memperkuat pertahanan di Laut Cina Selatan.
Langkah ini mencerminkan pergeseran kebijakan luar negeri Filipina, yang kini menyeimbangkan kebutuhan militer dengan pertimbangan etis dan strategis. Dengan mengalihkan fokus dari Israel, Filipina kemungkinan akan mencari pemasok alternatif dari negara lain, seperti Korea Selatan dan Turki. Keputusan ini juga disebut sebagai respons terhadap keengganan Israel untuk mendukung klaim kedaulatan Filipina di Laut Cina Selatan, menandai potensi perubahan dalam lanskap keamanan di kawasan Asia-Pasifik.
[sumber : https://defencesecurityasia.com]


