TERASBATAM.ID – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat kedaulatan Rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara lain. Komitmen ini diwujudkan melalui program Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, sekaligus menyoroti praktik penggunaan mata uang asing di daerah perbatasan.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Muhammad Anwar Bashori, menjelaskan bahwa ERB adalah kegiatan tahunan yang bertujuan mengedarkan uang Rupiah di wilayah 3T. Tahun ini, BI menargetkan 18 wilayah dengan 91 pulau. Untuk Kepulauan Riau, ekspedisi ke-11 ini akan mengunjungi lima pulau: Tarempa, Midai, Sudi Besar, Tambelan, dan Singkep, selama lima hari menggunakan KRI Hasan Basri 382.
“Tujuan utama kami adalah mengedarkan uang baru, menarik uang lusuh, serta melakukan edukasi cinta, bangga, dan paham Rupiah agar uang Rupiah beredar di wilayah-wilayah tersebut,” ujar Anwar Bashori saat pelepasan ekspedisi di Batam, Selasa (22/07/2025) di Pelabuhan Bintang 99 Batu Ampar, Batam.
Dalam ekspedisi kali ini, BI membawa modal uang tunai sekitar Rp 13 miliar untuk lima pulau di Kepri. Anwar menegaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang Mata Uang, seluruh transaksi perdagangan di Indonesia wajib menggunakan Rupiah. Ia mengakui adanya fenomena di mana masyarakat di daerah perbatasan masih menyimpan atau terkadang bertransaksi menggunakan mata uang asing seperti Ringgit, terutama di wilayah seperti Anambas yang memiliki kedekatan dengan Malaysia.
“Jangan salahkan masyarakat ketika mereka menggunakan nilai tukar bukan Rupiah, karena memang kehadiran pemerintah sangat penting di sana,” kata Anwar, menekankan bahwa tugas BI adalah menjaga kuantitas dan kualitas Rupiah yang layak edar di seluruh pelosok NKRI.

Senada, Asisten III Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Misni, yang mewakili Gubernur Kepri, turut mengapresiasi upaya BI dan TNI AL ini. Misni menyoroti kondisi geografis Kepri yang 98% adalah lautan dan memiliki 2.408 pulau, dengan 22 di antaranya merupakan pulau terdepan dan terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Kamboja.
“Ini mengukuhkan betapa strategisnya letak Provinsi Kepri. Kita sangat berbangga menjadi warga masyarakat Provinsi Kepulauan Riau,” ungkap Misni.
Ia mengakui bahwa kerapatan interaksi antara masyarakat Kepri dengan negara tetangga, seperti Natuna dengan Sabah, memang tidak bisa dihindari, yang berpotensi memicu penggunaan mata uang asing. “Upaya BI dan AL hari ini adalah komitmen negara hadir kepada masyarakat untuk menjaga kedaulatan. Jangan sampai masyarakat kita… ada upaya merdeka dan lain sebagainya supaya niat itu tidak terwujud,” tegas Misni, menegaskan bahwa kehadiran negara melalui program ini merupakan bukti kecintaan kepada Indonesia.
Program ERB ini, yang telah berjalan sejak tahun 2012, menjadi salah satu upaya menjaga kedaulatan Rupiah dan mendukung pembangunan nasional, sekaligus memastikan ketersediaan Rupiah yang layak dan terpercaya di seluruh wilayah Indonesia.


