TERASBATAM.ID – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan kinerja solid pada triwulan I 2025 dengan pertumbuhan mencapai 7,14% (year-on-year), meningkat tajam dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,16% (yoy). Capaian ini menjadikan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera dan memberikan kontribusi sebesar 7,18% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Sumatera.
Berdasarkan rilis dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau yang ditandatangani Deputi Direktur Adidoyo Prakoso, kinerja positif ini terutama didorong oleh sektor-sektor strategis. Sektor industri pengolahan menjadi penopang utama dengan pertumbuhan 6,96% (yoy), seiring tingginya aktivitas produksi elektronik. Sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh dua digit sebesar 24,21% (yoy), didukung operasional lapangan migas Forel dan Terubuk di Natuna.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kepri didorong oleh kuatnya investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 8,70% (yoy), dengan andil sebesar 3,57%. Investasi ini didorong oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), baik dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Selain itu, pertumbuhan ekspor dan konsumsi rumah tangga yang meningkat berkat aktivitas pariwisata juga turut berkontribusi.
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, inflasi di Kepri tetap terkendali. Pada Juli 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri tercatat mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm), dengan inflasi tahunan sebesar 1,97% (yoy). BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas inflasi, melalui peningkatan produksi pangan, pelaksanaan pasar murah, dan penguatan koordinasi.
Ke depan, BI memproyeksikan ekonomi Kepri tetap tumbuh positif, didukung oleh kelanjutan pengembangan KEK dan Proyek Strategis Nasional (PSN). BI juga mewaspadai risiko dari kebijakan tarif resiprokal AS dan ketidakpastian geopolitik global, sambil terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi.


