TERASBATAM.ID — Sekelompok ekonom terkemuka dunia, termasuk peraih Nobel Joseph Stiglitz dan Daron Acemoglu, memperingatkan ancaman “keruntuhan” sektor media kepentingan publik. Mereka mendesak pemerintah di berbagai negara untuk turun tangan guna memastikan kelangsungan jurnalisme berkualitas.
Peringatan tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan bersama yang diterbitkan melalui Forum on Information and Democracy, Senin (23/9/2024). Forum itu merupakan inisiatif organisasi kebebasan pers Reporters Without Borders (RSF) dan pemerintah Prancis.
Dalam pernyataannya, ke-11 ekonom dari sejumlah universitas terkemuka di Amerika Serikat dan Eropa itu mendetailkan berbagai tantangan yang dihadapi media. Mulai dari hilangnya lapangan pekerjaan, penurunan pendapatan, hingga ancaman eksistensial dari kecerdasan artifisial (AI).
“Masyarakat membutuhkan peninjauan kembali kolektif terhadap nilai sosial dan ekonomi dari informasi yang andal,” tulis mereka, seperti dikutip dalam pernyataan tersebut.
Mereka menilai, pemerintah saat ini terlalu fokus mengejar impian AI untuk mendongkrak kemakmuran ekonomi, tetapi abai terhadap investasi pada fondasi ekonomi abad ke-21, yaitu informasi independen dan terverifikasi.
**Model Bisnis Hancur**
Para ekonom menilai model bisnis tradisional media—mengandalkan penjualan iklan untuk mendanai peliputan berita—telah hancur oleh dominasi platform digital seperti Meta dan Google. Keduanya disebut mengambil porsi terbesar pendapatan iklan digital.
Tantangan kian berat dengan kehadiran chatbot AI, seperti ChatGPT dan Google Gemini, yang mengurangi trafik pengunjung langsung ke situs berita. “Barang informasional yang disediakan media kepentingan publik diambil untuk keuntungan pribadi oleh perusahaan-perusahaan ini,” tulis mereka.
Sebagai solusi, kelompok ini mendorong pemerintah untuk memainkan peran lebih besar dengan mensubsidi media kepentingan publik dan membuat regulasi yang melindunginya.
Mereka menyimpulkan, intervensi pemerintah mutlak diperlukan untuk menyelamatkan demokrasi dan perekonomian dari konsekuensi keruntuhan jurnalisme publik. “Tindakan diperlukan untuk menyelamatkan kita dari melanjutkan jalan di mana jurnalisme kepentingan publik tampaknya akan runtuh,” pungkas mereka.


