TERASBATAM.ID Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Dirjen BC), Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama, menegaskan komitmen pemerintah dalam memberantas penyelundupan. “Kalau saya meloloskan barang impor ilegal, berarti saya mengkhianati negara,” ujar Djaka, yang pernyataannya menjadi pedoman bagi jajaran Bea Cukai di seluruh Indonesia.
Pernyataan ini sejalan dengan kinerja Satgas Pemberantasan Penyelundupan Bea Cukai Batam yang mencatat capaian impresif. Dalam kurun waktu 14 Juli hingga 5 Agustus 2025, Satgas berhasil melakukan 257 penindakan di berbagai jalur, mulai dari laut, darat, hingga logistik barang kiriman. Angka ini menjadi bukti kesiapsiagaan petugas dalam merespons ancaman penyelundupan secara cepat dan terukur.
Capaian tersebut berdampak signifikan pada peningkatan kinerja nilai hasil intelijen (NHI) Bea Cukai Batam, yang naik 81,8% sejak Satgas dibentuk.
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam, Zaky Firmansyah, menjelaskan bahwa dari 163 laporan pelanggaran yang ditindaklanjuti, berhasil diselamatkan potensi kerugian negara hingga Rp2,1 miliar. Nilai barang yang ditindak mencapai Rp7,69 miliar.
“Setiap perkara yang ditangani tidak hanya menghentikan peredaran barang ilegal, tetapi juga memberikan pesan tegas bahwa pelanggaran tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi hukum,” kata Zaky.
Penindakan yang dilakukan mencakup berbagai modus. Di antaranya, penggagalan penyelundupan ribuan koli barang kiriman ilegal dan 327 unit telepon genggam di bandara. Di bidang pengawasan cukai, operasi pasar juga berhasil mengamankan 4,97 juta batang rokok ilegal dan 374,8 liter minuman beralkohol tanpa pita cukai, dengan potensi kerugian negara yang diselamatkan sebesar Rp3,75 miliar.
Selain itu, Satgas juga berhasil menggagalkan 37 upaya penyelundupan narkotika dengan barang bukti 403 gram methamphetamine, 19 butir ekstasi, serta sejumlah pil alprazolam dan tramadol.
Zaky menegaskan, keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai instansi penegak hukum dan dukungan aktif masyarakat. Ia berharap, capaian ini menjadi pijakan awal untuk terus bekerja lebih keras demi menjaga kepercayaan publik dan mengoptimalkan penerimaan negara.


