TERASBATAM.id: Direktur Intelijen dan Penindakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Irjen Pol Anom Wibowo mengunjungi Pondok Pesantren Abdu Dohir, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (01/12/2024) dalam rangka sosialisasi antisipasi Tindak Pidana Perdangan Orang (TPPO). Pondok pesantren tersebut juga dikenal sebagai Pusat Kegiatan Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) Kota Batam.
Kedatangan jenderal bintang dua Kepolisian tersebut dalam rangka meninjau langkah Kepala Kantor Imigrasi Khusus Batam yang proaktif mendekatkan pelayanan Keimigrasian ke masyarakat. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan pembuatan paspor elektronik secara langsung di Pondok Pesantren Abdu Dhohir, Sekupang, Batam.
“Kegiatan ini sangat efektif karena selain memberikan pelayanan langsung, juga menjadi kesempatan untuk mensosialisasikan pentingnya dokumen perjalanan yang sah dan bahaya dari tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” ujar Anom saat meninjau kegiatan tersebut, Minggu (01/12/2024).

Sebelum meninjau pelaksanaan pembuatan Paspor Kolektif tersebut, Direktur Intelijen dan Penindakan Keimigrasian ini juga memberikan “ceramah” tentang berbagai pengalamannya selama bertugas di kepolisian, terutama saat mengungkap sejumlah kejahatan di wilayah Polda Jawa Timur.
Sementara itu Ketua DPD LDII Kota Batam, K.H. Rudi Budy Suhardi, menyambut baik inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa LDII siap mendukung program-program pemerintah, khususnya dalam hal pengawasan keimigrasian.
“Kami memiliki jaringan yang luas hingga ke tingkat RT/RW. Melalui para mubaligh dan mubaligah, kami bisa menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya memiliki dokumen perjalanan yang sah dan bahaya dari tindak pidana perdagangan orang,” kata Rudi.
Menurut Rudi, sinergi ini sejalan dengan program utama LDII, yakni penguatan faham kebangsaan. “Dengan memahami pentingnya negara dan aturan-aturan yang berlaku, masyarakat akan lebih menghargai dan menjaga keutuhan negara,” ujarnya.
Pelaksanaan pembuatan paspor secara kolektif di hari libur, seperti yang dilakukan di Pondok Pesantren Abdu Dhohir, sangat diapresiasi oleh masyarakat. Hal ini dinilai sangat memudahkan, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan pada hari kerja.
“Dengan adanya layanan seperti ini, masyarakat tidak perlu lagi antre panjang di kantor imigrasi. Ini adalah bentuk pelayanan publik yang sangat baik,” ujar salah seorang warga yang memanfaatkan layanan tersebut.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dokumen keimigrasian semakin meningkat. Selain itu, sinergi antara pemerintah dan masyarakat juga semakin solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban negara.
Note: Berita ini merupakan perubahan atas berita sebelumnya, tidak mengurangi isi dan maksud dari berita sebelumnya.
[kang ajank nurdin]


