TERASBATAM.id – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tetap optimistis dengan prospek pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2025. Kepala Perwakilan BI Kepri yang baru, Rony Widijarto P., bahkan meyakini pertumbuhan ekonomi Kepri akan melampaui target, Kamis (20/02/2025).
Rony mengungkapkan bahwa perekonomian Kepri pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,14 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan 5,02 persen (yoy). Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kepri pada 2024 mencapai 5,02 persen (ctc), menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh empat sektor utama, yakni industri pengolahan (6,64 persen yoy), perdagangan besar dan eceran (10,66 persen yoy), pertambangan dan penggalian (7,43 persen yoy), serta konstruksi (1,02 persen yoy). Keempat sektor ini berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Kepri dengan andil masing-masing sebesar 2,73 persen, 0,82 persen, 0,74 persen, dan 0,21 persen.
Dari sisi inflasi, Kepri mencatat angka 0,43 persen (mtm) pada Januari 2025. Secara tahunan, inflasi di Kepri berada pada level 2,01 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Desember 2024 yang sebesar 2,09 persen (yoy).
Secara spasial, Kota Batam mengalami inflasi sebesar 0,87 persen (mtm) atau 2,54 persen (yoy), sementara Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun justru mengalami deflasi sebesar 1,57 persen (mtm) dan 0,72 persen (mtm) dengan inflasi tahunan masing-masing -0,44 persen (yoy) dan 0,71 persen (yoy).
“Mengendalikan inflasi agar tetap berada dalam sasaran merupakan tantangan utama bagi Kepulauan Riau, terutama sebagai wilayah kepulauan yang bergantung pada pasokan dari luar daerah. Namun, kami optimistis inflasi tetap terkendali melalui sinergi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan berbagai kebijakan strategis,” ujar Rony.
Selain perkembangan ekonomi dan inflasi, digitalisasi sistem pembayaran juga terus mengalami pertumbuhan pesat di Kepri. Sepanjang tahun 2024, terdapat penambahan 111.070 pengguna baru QRIS, dengan total volume transaksi mencapai 33.935.396.
“Jumlah merchant QRIS juga meningkat dengan tambahan 72.341 merchant baru, mayoritas berada di Kota Batam, sehingga total merchant QRIS di Kepri kini mencapai 579.244,” ucapnya.
Rony menekankan bahwa BI Kepri akan terus mendorong penggunaan QRIS, termasuk implementasi QRIS cross-border untuk memfasilitasi transaksi wisatawan dan mendukung sektor pariwisata.
Menghadapi 2025, BI Kepri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada dalam kisaran 4,8 persen – 5,6 persen (yoy) dengan inflasi yang terjaga pada level 2,5 persen ± 1 persen. Rony menyoroti pentingnya peran UMKM dan digitalisasi dalam mendorong perekonomian Kepri serta mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Dengan optimisme yang tinggi dan strategi ekonomi yang matang, BI Kepri di bawah kepemimpinan Rony Widijarto siap menghadapi tantangan dan mempertahankan stabilitas ekonomi daerah demi kesejahteraan masyarakat.
[kang ajank nurdin]


