Berpotensi Sengketa, Kemenhan Bangun Mercusuar Bulan Depan di Karang Singa

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian didampingi oleh Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, Kamis (13/01/2022) di pelabuhan Batu Ampar, Batam. (Photo: WA)

Terasbatam.id: Menteri Dalam Negeri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian, Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Aan Kurnia dan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengunjungi Karang Singa, di sekitar perairan Bintan, Kepulauan Riau, Kamis (13/01/2022). Karang Singa memiliki potensi sengketa dengan negara-negara tetangga sehingga Indonesia ingin memastikan wilayah tersebut tidak hilang.

Kementerian Pertahanan akan mulai membangun Mercusuar dan Bendera Merah Putih disana pada Februari mendatang.

Rombongan pejabat tinggi negara tersebut berangkat dengan menggunakan Kapal Negara (KN) Pulau Nipah milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang bergerak dari Pelabuhan Kontainer Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau sekitar pukul 10.30 pagi.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian seusai kunjungannya itu langsung menemui jurnalis yang telah menunggunya di depan tangga kapal KN Nipah.

“Tadi kita dengan pak Wamenhan Letjen Muhammad Herindra, Kepala Bakamla dan Gubernur Kepri kami datang ke Bata mini dalam rangka melihat Karang Singa dan Karang Selatan, yang itu masuk dalam wilayah kita, kita melihat ke sebelah liitle rock (Malaysia), dibangun dengan struktur yang permanen dengan helipad segala ya, sementara kita hanya ada buoy saja, kecil, oleh karena itu kita harus menjaga kedaulatan kita, ini menyangkut territorial banyak sekali implikasinya,” kata Tito menjelaskan soal pentingnya Karang Singa bagi kedaulatan Indonesia.

Apalagi Karang Singa, menurut Tito, terletak di Selat Malaka yang selama ini dikenal sebagai salah satu selat tersibuk di dunia, di Selat Malaka sendiri, Tito mengibaratkan, terdapat 6 chek point.

“salah satunya chek point yang sangat penting sekali di Karang Singa,” kata Tito.

Karena posisinya yang strategis itu, menurut Tito, Indonesia harus menjaganya dan menegakkan bahwa wilayah tersebut adalah teritori Indonesia. Sebuah Tanda akan dibangun  untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut merupakan milik Indonesia.

“Kita sudah koordinasi dengan pak Wamenhan, pak Wamenhan akan membangun mercusuar dan bendera merah putih, dan karang selatan, Kemenhub tahun depan akan membuat platform yang lebih permanen lagi, yang paling penting kita ingin menjaga kedaulatan kita jangan sampai Sipadan Ligitan terulang, tidak boleh  sejengkal pun wilayah kita berkurang,” kata Tito.

Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra mengatakan, Kemenhan akan mulai membangun Mercusuar di Karang Singa pada Februari mendatang menunggu cuaca bagus.

“Mungkin bulan-bulan ini mulai akan kita bangun, nanti Februari atau cuaca agak bagus kita akan membangun mercusuar  untuk memastikan bahwa wilayah tersebut tidak akan hilang dari Indonesia,” tegas Herindra.

Menurut Herindra, anggaran yang digunakan untuk membangun mercusuar disana berasal dari Kementerian Pertahanan, namun akan ada pembicaraan lanjutan dengan Kementerian Perhubungan karena sebagian infrastruktur lainnya akan dibangun oleh Kemenhub.

“Potensi sengketa pasti ada, kalau tidak dijaga barang kita pasti hilang, harus dijaga dengan baik. Kita akan memastikan bahwa wilayah kita tidak ada akan hilang,” kata Herindra, namun tidak ditegaskan sengketa dengan negara mana yang akan terjadi terkait dengan Karang Singa ini.

Kemudian Tito menambahkan, Indonesia menginginkan agar di sekitar Karang Singa tidak complang antara pembangunan yang dilakukan Malaysia dengan situasi di Indonesia.

“Jangan sampai complang ya, di Malaysia mereka telah membangun strukturnya permanen, sementara wilayah kita hanya buoy (tanda untuk kapal) saja, belum permenan, sekarang ini masih temporary, kita akan bangun dengan cepat, tahun depan sudah permanen, kita patroli terus jangan sampai hilang,” kata Tito.

Tito menggarisbawahi bahwa wilayah tersebut sangat strategis karena merupakan pertemuan batas antara Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Sebelumnya Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Hasan kepada www.terasbatam.id , Selasa (28/12/2021) lalu mengatakan, pada tahun 2021 ini Detail Engineering Design (DED) untuk kontruksi pembangunan fasilitas di Karang Singa telah rampung.

“DED nya tahun ini sudah selesai. Kontruksi pembangunannya akan dimulai tahun depan 2022,” kata Hasan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Perbatasan Pemerintah Kabupaten Bintan.

Pengertian Detail Engineering Design (DED) Dalam Pekerjaan Konstruksi. Detail Engineering Design (DED) adalah produk perencanaan (detail gambar kerja) yang dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan bangunan sipil seperti gedung, kolam renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya.

Hasan mengatakan, kontruksi yang akan dibangun di Karang Singa antara lain Helipad, Mercusuar serta Rumah Penjaga atau Pos Penjagaan dengan anggaran awal sebesar Rp 45 Miliar. Seluruh kontruksi bangunan akan rampung pada tahun 2023 atau setahun setelah konstruksi awal dikerjakan.

“Anggarannya berasal dari Kementerian Pertahanan sedangkan Leading Sector dari pembangunan Karang Singa Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi,” kata Hasan.

Hasan mengatakan, wilayah Karang Singa merupakan perbatasan dalam teritori Indonesia yang dikenal sebagai area lalu lintas perdagangan.

“Kita mengembangkan Karang Singa sebagai destinasi wisata dan area lalu lintas jalur perdagangan, dan Paling penting ialah menjaga kewibawaan negara karena itu adalah perbatasan milik kita,” kata Hasan.

Sebelumnya Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengatakan, Malaysia mengklaim bahwa Karang Singa di Bintan Utara sebagai wilayah miliknya dengan menempatkan satu kapal besar yang rusak disana, kapal tersebut sengaja ditempatkan di perairan tersebut untuk menunjukkan bahwa area itu milik Malaysia.

“Pembangunan di Karang Singa sudah dilakukan pemerintah dan akan dilanjutkan pada tahun 2022, kita mengantisipasi persoalan tersebut menjadi serius. Siapa sangka Sipadan dan Ligitan dulu bisa lepas?” kata Ansar.

Menurut Ansar, pembangunan yang dilakukan di Karang Singa antara lain Suar, helipad dan sejumlah fasilitas lainnya dengan anggaran yang cukup besar, pembangunan disana akan dilanjutkan pada tahun 2022.