TERASBATAM.ID – Sebuah pemandangan memprihatinkan terekam di Batam pada Minggu (26/10/2025) lalu. Video viral di media sosial menunjukkan ratusan warga Kota Batam berbondong-bondong memungut tumpukan bawang merah dan bawang bombai impor yang dibuang di kawasan pemukiman Melcem, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar. Bawang yang seharusnya menjadi limbah bagi perusahaan justru menjadi rebutan warga karena dianggap masih layak konsumsi.
10 Ton Limbah yang Dianggap Rezeki
Peristiwa ini berpusat di tepi jurang tak jauh dari permukiman warga Kampung Sei Tering. Tumpukan karung berisi bawang impor terlihat berserakan, menarik perhatian warga sejak Minggu pagi.
Ketua RW 05 Sei Tering, Melcem, Ramli Nasution, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku baru mengetahui setelah warga ramai mendatangi lokasi.

“Kami sama sekali tidak tahu soal pembuangan bawang itu. Tidak ada koordinasi dari pihak perusahaan,” ujar Ramli.
Menurut Ramli, perusahaan yang diduga membuang bawang itu adalah tempat penyortiran bawang dan buah-buahan yang sudah lama beroperasi, namun kejadian pembuangan dalam jumlah besar ini baru terjadi kali ini.
Berdasarkan pengecekan awal bersama pihak kelurahan, bawang impor yang dibuang diperkirakan mencapai sekitar 10 ton. Pihak kelurahan memastikan bawang tersebut masih layak dikonsumsi meskipun tidak memenuhi standar untuk dijual di pasaran.
Dari Bawang Gratis Menjadi Kericuhan
Awalnya, warga sekitar mengira bawang tersebut sudah tidak terpakai dan diperbolehkan untuk diambil. Keramaian warga pun terjadi, namun situasi memanas setelah insiden tersebut diviralkan melalui siaran langsung di media sosial.
“Warga ramai-ramai datang karena tahu ada bawang gratis. Tapi karena diviralkan, akhirnya banyak juga warga dari luar daerah datang — dari Batu Aji, Nongsa, dan tempat lain. Sampai malam pun masih ramai, hampir jam satu malam,” ungkap Ramli, menggambarkan suasana yang tidak terkendali.
Melihat situasi yang membludak, pihak perusahaan akhirnya mengambil inisiatif menimbun sisa bawang menggunakan alat berat belco pada Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB untuk mencegah kericuhan dan menjaga keamanan.
Pihak Kelurahan Tanjung Sengkuang, bersama aparat seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Satpol PP, telah turun ke lokasi untuk meminta klarifikasi dari perusahaan terkait pembuangan limbah komoditas pangan dalam jumlah besar ini.
Sementara itu, pihak Karantina Pertanian dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa insiden ini masih dalam penyelidikan dan belum ada rilis resmi dari atasan terkait pembuangan tersebut. Kasus ini menyoroti ironi antara kelayakan konsumsi suatu bahan pangan dengan standar pasar yang berlaku, di mana barang yang dibuang justru menjadi sumber pangan bagi sebagian warga.
[kang ajank nurdin]


