TerasBatam.id: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menetapkan Batam menjadi Pilot Project penanganan stunting di Indonesia. Pos Kelola Anak Stunting (Poslanting) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Botania di MB 2 Lantai 2 Batam Center diresmikan oleh Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad, Sabtu (20/11/2021).
Menurut BKKBN Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.
Peresmian Poslanting UPT Puskesmas Botania, menurut Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad diharapkan dapat membantu dan melayani masyarakat yang anak-anaknya mengalami stunting.
Dari sisi persentase jumlah stunting di Kota Batam relatif baik, sekitar 6,02 persen. Jauh dibawah rata-rata persentase Provinsi Kepri dan Nasional.
“Namun kita tidak boleh berpuas diri, karena jauh lebih baik kalau angka stunting dapat terus menurun di Batam,” kata Amsakar.
Sebelumnya BKKBN telah menetapkan Kota Batam dan beberapa kota lainnya sebagai pilot project di Indonesia untuk penanganan stunting. Penetapan sebagai pilot project dengan komitmen bersama seluruh stakeholder di Batam benar-benar menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia.
“Pada intinya kami akan terus berkomitmen menurunkan angka stunting di Batam,” kata Amsakar.
Sementara itu Wakil Ketua I Tim Penggerak-Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Batam, Erlita Sari Amsakar mengatakan pihaknya juga berkomitmen untuk menekan angka stunting di Kota Batam.
“Kami ada kader-kader posyandu yang terus turun di lapangan. Sosialisasi dan pemahaman terus diberikan para kader kepada masyaakat,” kata Erlita.


