TERASBATAM.ID – Kepolisian Kuala Lumpur mengerahkan lebih dari 10.000 personel dan perwira, termasuk petugas berpakaian sipil, untuk memastikan keamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 yang akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Komisioner Fadil Marsus menyatakan pengerahan besar-besaran ini bertujuan menjamin ketertiban publik dan kelancaran acara yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) pada 26-28 Oktober 2025.
“Personel berpakaian sipil kami akan ditempatkan di berbagai lokasi berisiko tinggi dan akan bertindak segera untuk mengatasi setiap upaya yang mengganggu jalannya acara atau mengancam ketertiban umum,” kata Komisioner Fadil saat dihubungi pada 22 Oktober.
Datuk Fadil menambahkan, pengamanan tidak hanya difokuskan pada venue utama dan rute motorcade, tetapi juga mencakup hotel-hotel tempat para pemimpin asing dan delegasi menginap.
Pihak kepolisian menekankan pentingnya pencegahan penyelundupan barang berbahaya. “Kami menempatkan penekanan khusus pada pencegahan upaya memasukkan barang-barang berbahaya, termasuk senjata tajam, bahan peledak, atau material yang dapat digunakan untuk sabotase,” tegas Fadil.
Langkah-langkah keamanan diperketat dengan pemeriksaan menyeluruh di semua titik masuk utama, termasuk bandara, hotel, dan lokasi KTT. Pemeriksaan keamanan dan kontrol akses akan diberlakukan untuk semua individu yang memasuki zona aman, menggunakan detektor logam, pemindai barang, dan detektor genggam.
Selain pengerahan personel, kepolisian juga bekerja sama erat dengan Kementerian Luar Negeri dan tim manajemen hotel untuk memastikan cakupan keamanan yang komprehensif dan berbagi informasi cepat mengenai aktivitas mencurigakan.
Komisioner Fadil menegaskan bahwa keamanan adalah prioritas utama. Semua peserta diwajibkan menunjukkan kartu masuk resmi KTT ASEAN untuk memasuki KLCC. “Kami tidak akan berkompromi dalam hal keselamatan. Siapa pun tanpa kartu resmi tidak akan diizinkan masuk ke dalam venue,” ujarnya.
Unit Cabang Khusus (Special Branch) juga ditingkatkan untuk mengumpulkan intelijen dan mengidentifikasi individu atau kelompok yang dicurigai memiliki senjata atau merencanakan tindakan mengganggu selama KTT berlangsung.


